Saturday 22 March 2014

Little Stories: Satu Ide Banyak Cerita

Setelah dapat kerja, sulit rasanya mencari waktu untuk baca buku. Tidak banyak film yang saya tonton. Namun, karena salah satu kerabat menulis buku baru bersama teman-temannya, saya tertarik untuk membacanya.
Pasalnya, ini bukan sembarang cerpen, tapi penulisnya menulis cerita yang idenya sudah ditentukan. Menulis cerita prompter (kalimat awalan yang telah ditentukan), juga bertema bebas. bahkan ada yg bertema kuliner. Makin penasaran kan?

Buku ini ditulis oleh: Adeste Adipriyanti, Rinrin Indrianie, Vera Mensana, Faye Yolody, dan Rieke Saraswati. Kelima wanita tersebut menjalani kursus menulis kreatif selama delapan minggu di bawah bimbingan Maggie Tiojakin.

"Hebatnya tanpa sepengetahuan saya, sejak kursus berakhir di tahun 2011--mereka berlima aktif saling mengirimi karya masing-masing kepada satu sama lain untuk memberi masukan."
Maggie Tiojakin.
Adam and Eve?! LOL
Cerita pertamanya udah bikin mata saya berkaca-kaca, padahal temanya kuliner. Makin penasaran?
(Saya baca di Starbucks kantor, menahan air mata dengan susah payah. Cih!)
Saya suka banget cerita-ceritanya. Nggak sok puitis, tapi cara pembawaannya emang baru. Beda dari yang lain? Setiap cerita juga beda dari yang lain. Yang ini baru. Baru kali ini baca yang seperti ini.
Nggak banyak baca buku juga sih.. haha.
Ada cerita tentang demokrasi, tapi dilihat dari sisi aparat.
Ada cerita tentang psychopath. ceritanya membuat saya merasa menonton film thriller.
Ada cerita bertema kuliner. Tidak mengurangi porsi pentingnya makanan dalam cerita, namun membawa saya ikut merasakan nikmat dan getir dari makanan dan perasaan dalam ceritanya.

Saya suka semua cerita bertema kulinernya, bertema demokrasi juga, sisanya sedang saya baca.
Saya kurang mengerti cerita-cerita di buku ini yang dengan kalimat prompter. Mungkin agak terasa dipaksakan dan semuanya pun tentang psikopat.
Agaknya saya kurang lebih setuju dengan resensi Harun Harahap di goodreads.

Saya mau baca lagi.