Thursday 29 August 2013

BUKU dan FILM

Buku? Papa pemakan buku. He gobbles books, because he's crazy of it. Papa yang dulu kerja di suatu perusahaan penerbitan di Jakarta, tiap pulang kantor pasti bawa bacaan. Ntah itu koran, buku gagal cetak, majalah untuk mama, dan Bobo (which I love the most!). Saya akui, saya sebenrnya bukan kutu buku atau pencinta buku, tapi buku di rumah bikin para kutu buku iri dan pengen punya rak besar berisi buku kayak gudang saya di Ciputat dulu. Padahal, waktu salah satu temen cowo saya kasih banyak buku, toh dia juga majang doang. Nggak semua dibaca. Hahahah.
Mau ngaku juga, waktu kecil suka baca Men's Health papa yang untuk ukuran anak SD isinya agak tabu hahaha. Saya suka banget sama bukunya R.L.Stine. Nggak semua dibaca (paling selama ini cuma baca 5 buku), tapi suka gambar covernya. Saya waktu kecil sukanya buku Disney, komik majalah (Power Puff Girls dan WITCH), dan Bobo. Bobo lah yang mengajarkan saya jadi anak imajinatif. Saya juga baca Harry Potter dan Chicken Soup for the Soul.
Lalu, SMP saya beralih ke Djenar Maesa Ayu. Jujur, penasaran sama kata-kata di dalam novelnya yang katanya porno, tapi entah saya suka. Menurut saya, seseorang wajib berlangganan majalah (bukan tabloid gosip loh). Kenapa? Kan mahal..

Saya belajar banyak dari langganan keluarga; dari Kawanku, Gadis, Cosmogirl, Intisari, Reader's Digest.. Tips dan bacaannya menajamkan perasaan, bikin kita tau harus beraksi/berekspresi/simpati/empati seperti apa. Coba deh teliti orang yang suka baca sama nggak.. Saya sering menemukan orang yang nggak suka baca tuh nggak sensitif. Well, kenapa juga saya menyebutkan majalah langganan? Soalnya isinya cepat dicerna, quick, menarik, dan tips-tipsnya langsung nyangkut. Hahahah random deh lama-lama..

Film? Mama suka nonton. Mama cinta film action yang menegangkan dengan detektif dan tembak-tembakkan. Untuk membunuh bosanku sepulang sekolah waktu TK, Video Player . Filmnya dari Disney lengkap, The Sound of Music, The Mask, dan masih banyak lagi. Papa jarang bisa cuti buat pergi ke Puncak atau Bandung, jadi saya dibanjiri buku dan kaset video (dan kaset lagu yang hanya selalu disetel waktu naik mobil aja). Waktu SD punya tetangga yang menyewakan film. Dalam seminggu, duit bekal saya habis hanya untuk sewa VCD. Papa pun menjatah duit sewa VCD Hahahahaa..

Saya cinta mati sama film horror, sampai suatu saat pemilik rental (wanita Indonesia dan pria India)berkata "Kenapa nggak nonton ini aja? Mbak kuatir kalo kamu sering nonton film kayak gini...," tapi ya teteup. Horror. Nontonnya nggak horror aja kok, film lain juga. Udah rental film, setiap pergi saya juga beli film! Ya ampun, agak nggak rela kalo tau sekarang bisa download #eh..

No comments:

Post a Comment